Rabu, 05 Februari 2014

Comic 8 (2014)





Syahdan di sebuah gang, terdapat tiga pemuda yang penat dengan recehan dan ingin merampok bank. Bank yang disasar adalah Bak INI (Indonesia-Netherland Incorporated). Bermodalkan gear dan pistol air yang airnya diisi dari rendaman kotor mangkuk bakso, berangkatlah Babe, Bintang, dan Fico memulai aksinya. “Biar nggak pingsan, kita ngerampok dikit aja.” Sesampainya di bank, tak dinyana datanglah kawanan perampok lain yang lebih professional dengan senjata-senjata sungguhan. Mereka adalah Ernest, Kemal, dan Arie. Suasana makin pelik setelah ternyata di sana ada pula dua orang aneh bin nyentrik, Mudy dan Mongol, yang juga menginginkan uang! Jadilah lewat proses tawar-menawar yang alot, mereka berdelapan akhirnya bahu-membahu melakukan aksi perampokan yang hasilnya nantinya akan dibagi rata.

Sementara gedung sudah dikepung oleh para polisi, dipimpin oleh AKP Bunga (Nirina Zubir) bersama Letnan Adrian (Boy William) yang terus nyerocos dengan bahasa Inggris itu. Negosiasi pun dilakukan agar tak ada sandera yang jadi korban. Tetapi kemudian kepolisian mencium kejanggalan pada perampokan ini karena ketiga kelompok perampok bertemu di satu tempat yang sama dengan niat yang sama. Segeralah mereka berusaha mengejar dan membongkar apa yang sebetulnya ada di balik perampokan ini.

Tentu saja dengan line-up pemain yang diisi oleh para stand-up comedian atau comic, film ini akan menghibur penontonnya lewat komedi khas berupa tuturan atau banyolan yang memang sering mereka bawakan di layar kaca. Tetapi lebih dari itu, Comic 8 juga menampilkan suguhan action yang tak main-main digarap. Spesial efek dan penggarapan adegan dilakukan dengan serius sekelas dengan film action yang sesungguhnya. 

Di luar kegilaan imajinasi Anggy Umbara dan Fajar Umbara sebagai sutradara dan penulis skenario, sebetulnya plotnya adalah plot yang sering kita lihat pada film-film action. Yang membedakannya adalah Anggy Umbara sengaja bermain di dunia hiperbolisme komedi. Dia sengaja memuntahkan berenteng-renteng peluru, perempuan-perempuan seksi (si lawas Kiki Fatmala dan penerusnya kini, Nikita Mirzani, yang penonton bisa lihat jelas payudaranya yang bergerak slow motion ketika ia mendentumkan senapannya), dan berbagai hal lain yang membuat kita tahu di mana hal-hal mustahil menjadi bagian kehidupan keseharian. 

Sayangnya, memang kerap kali terjadi pengulangan materi pada koridor komedinya—apalagi bagi yang sering melihat para comic ini tampil di televisi—ditambah lagi penceritaan yang kadang terasa dipaksakan. Turut pula dibintangi nama-nama seperti Indro Warkop, Candil, Pandji Pragiwaksono, Agung Hercules, Joe "P. Project", Ence Bagus, serta berbagai cameo dari Coboy Junior, Hengky Solaiman, Jeremy Teti, Agus Kuncoro, Laila Sari, Cak Lontong, dan Ge Pamungkas, usaha Anggy tentu patut diapresiasi dengan tata produksi yang apik dan Comic 8 tentu saja film Indonesia yang jauh lebih baik dari film-film horor/komedi esek-esek yang berserakan di tanah air.



3/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar