Kamis, 18 November 2010

Rammbock



 

Bila seseorang masih dikuasai rasa sayang, mungkin juga cinta, apalagi ditambah perasaan rindu, tentu saja ia bakal sulit melupakan orang yang dikasihinya tersebut. Apalagi bila ia mempunyai banyak kenangan indah dengan orang itu, dan masih berhubungan dengan baik walau kini keduanya telah berpisah. Melakukan apa saja sangat mungkin dilakukan karena memang rasa itu belum sepenuhnya pudar dari hati yang terdalam.

Itulah perasaan yang dirasakan Michi (Michael Fuith) kepada Gabi (Anka Graczyk). Michi rela berangkat dari Vienna ke Berlin untuk mengembalikan kunci apartemen milik mantan pacarnya tersebut. Ia datang tidak bilang-bilang karena ingin membuat surprise kepada Gabi. Setelah sampai di apartemen, alih-alih menemukan Gabi, ia malah melihat tukang reparasi ledeng yang dari tadi mengerang-ngerang tak jelas. Pertanyaan Michi tentang kemana perginya Gabi sama sekali tak diindahkan. Lalu datanglah teman si tukang, yaitu Harper (Theo Trebs) yang juga bingung melihat temannya mengerang aneh. Tiba-tiba, mata tukang reparasi itu memutih dan mulutnya mengeluarkan busa. Ia menyerang ganas Michi dan Harper yang tak tahu-menahu. Mereka berdua sanggup memancing tukang ledeng tersebut keluar kamar dan segera mengunci pintu. Michi yang masih dalam keadaan bingung melihat kebawah dari jendela apartemen, menyaksikkan orang berkejar-kejaran dan menggigit. Manusia memburu manusia. Tepatnya, manusia liar dan ganas memburu manusia normal. Berita-berita ditelevisi dan radio juga sudah ramai untuk memberitahukan agar penduduk hati-hati dan tak keluar rumah. Berlin terjangkit virus.





Orang-orang yang masih selamat dalam kamar apartemen berkomunikasi satu sama lain lewat jendela. Michi dan Harper yang masih bertahan pun merasakan lapar sekaligus panik karena para zombie berada diluar kamar hanya ditahan dengan pintu ditambah lemari. Mereka berencana pindah ke kamar sebelah dengan cara membobol tembok dengan alat yang mereka buat seadanya. Cara mereka berhasil dan menutup bekas jebolan dengan lemari televisi. Bukan sesuatu berguna yang mereka dapati, malah mereka harus menghadapi seorang nenek yang menjelang berubah menjadi zombie. Hanya sebentar saja, nenek itu  langsung menyerang dan menyudutkan mereka sampai dapur. Sialnya, zombie-zombie yang tadi berada diluar pintu kamar Gabi juga berhasil masuk kamar mereka yang sekarang lewat jebolan, mengepung mereka di dapur kecil dengan pintu yang rapuh. Pintu berhasil didobrak oleh para zombie, Michi kabur ke loteng dan Harper naik keatas lemari. 


 




Akhirnya Michi menemukan Gabi diatas. Terjadinya konflik membuat Michi harus pergi lagi setelah hanya sebentar bertemu Gabi. Jelas, rasa rindunya kepada Gabi dikalahkan rasa keinginginannya untuk tetap hidup. Harper pun menemukan cara untuk membuat zombie-zombie itu takut mendekat berkat sebuah tak kesengajaan. Para zombie ganas itu takut dengan blitz. Bersama penghuni apartemen yang tersisa, Michi dan Gabi menyusun rencana jitu untuk keluar dari apartemen menuju tempat yang lebih aman.


 


Kolaborasi apik dari sutradara Marvin Kren dan penulis Benjamin Hessler berhasil menciptakan formula baru dalam menyegarkan dunia perzombian. Mereka berhasil mengombinasikan aroma percintaan, humor, dan ketegangan. Sebuah zomb-mantic yang cerdas dan menyentuh. Sebuah kejeniusan yang jarang ditemui. Simpel saja, namun indah dalam romantisme berbalutkan kengerian.


9,6/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar