Kamis, 09 Desember 2010

Jakarta Maghrib




Scriptwriter ternama Indonesia, Salman Aristo, kini mencoba tantangan baru untuk menjajal kemampuannya menjadi sutradara.  Lewat Jakarta Maghrib, ia berusaha menyuguhkan sebuah tontonan yang menggambarkan betapa beragamnya kehidupan masyarakat Jakarta, lewat enam sketsa ceritanya, dan Salman Aristo berusaha membahasakan betapa maghrib menjadi ambang batas semua hubungan manusia, saat metropolitan sedang menuju kontemplasinya.

Iman Cuma Ingin Nur, adalah cerita pertama yang disuguhkan dalam film ini.  Iman (Indra Birowo), seorang satpam asal Sidoarjo, yang mempunyai istri asli betawi bernama Nur (Widi Mulia), masih tinggal menumpang bersama mertuanya.  Tiga hari tidak kumpul bersama sang istri karena anak bayinya sakit, membuat Iman merasa bahwa sekaranglah saat yang tepat untuk memuaskan hasratnya yang terpendam selama beberapa hari itu.  Namun, tiba-tiba pikiran mereka terbagi menjadi tiga, antara seks, mertua, dan maghrib.

Adzan, mengisahkan cerita tentang seorang preman yang gemar mabuk dan memalak bernama Baung (Asrul Dahlan,) dan seorang marbot tua Musholla bernama pak Armen (Sjafrial Arifin), yang juga memiliki warung kecil di depan Musholla yang ia urus.  Saat Baung dan pak Armen sedang berbincang-bincang tentang sekelumit topik masalah yang bertentangan, tiba-tiba ada sesuatu yang membuat Baung meneteskan air mata, dan melakukan sesuatu yang mungkin tak pernah ia lakukan sepanjang hidupnya.

Menunggu Aki, adalah kisah dimana seorang tukang nasi goreng yang selalu ditunggu kedatangannya.  Namun, ketidakhadirannya di suatu sore, membuat beberapa warga (Lukman Sardi, Ringgo Agus Rahman, Dedi Mahendra Desta, Fanny Fabriana, dan Lilis) di suatu kompleks perumahan menjadi berkumpul dan berkenalan satu sama lain.  Dan ketika maghrib menghampiri, mereka kembali menjadi diri mereka yang asli masing-masing, yang individualistis.

Cerita Si Ivan, mengisahkan tentang anak madrasah (Aldo Tansani) yang membolos demi menuntaskan nafsunya untuk bermain di rental playstation.  Di saat ternyata rental itu sudah dipenuhi dengan anak-anak lain yang datang lebih dahulu untuk bermain, ia mengarang-ngarang cerita horor seputar maghrib agar anak-anak itu ketakutan dan segera pulang ke rumah.  Siapa sangka, hal itu malah menjadi boomerang bagi dirinya.

Jalan Pintas, adalah cerita tentang sepasang kekasih (Reza Rahadian dan Adinia Wirasti) yang ingin menghadiri acara pernikahan adik si lelaki.  Mereka ingin datang sebelum maghrib dan memutuskan untuk melewati jalan pintas untuk sampai ke tujuan.  Sampai akhirnya maghrib datang dan menunjukan bahwa konsistensi adalah kunci.

Ba'da, menyatukan cerita terusan akhir kejadian kelima puzzle cerita sebelumnya, yang telah mengalami masalah dan maghribnya sendiri-sendiri (seperti dalam Vantage Point).



Salman Aristo mencoba membuat suatu hal yang berbeda dari jalur mainstream, yang selama ini memang menjadi jalur utamanya.  Penulis skenario yang terlibat dalam film-film besar Indonesia seperti Jomblo, Ayat-Ayat Cinta, dan Laskar Pelangi ini, ingin membuktikan bahwa ia adalah filmmaker yang komplit.  Dengan menahkodai Jakarta Maghrib sebagai sutradara, penulis, sekaligus produser, ia ingin terlibat penuh dalam film ini, dan mungkin film-film yang akan ia arsiteki selanjutnya.  Untuk awal, ia ingin agar film ini bisa diterima dulu, dan bisa digulirkan dalam bioskop-bioskop.

Pemilihan pemain dalam film ini pun saya rasa cukup tepat.  Jalan Pintas menjadi kepingan puzzle cerita favorit saya dengan dialog yang sungguh-sungguh alami (walaupun yang lainnya juga alami).  Akting para pemainnya juga tampak tak usah diragukan lagi, seperti Asrul Dahlan, Lukman Sardi, dan pemenang pemeran utama pria terbaik FFI 2010, Reza Rahadian (sebenarnya saya lebih suka bila Lukman Sardi dalam Sang Pencerah yang meraihnya, walaupun Reza memang aktor hebat).  

Salman Aristo berujar beberapa cerita dalam film ini adalah hal-hal yang memang ia alami sendiri di sekitaran lingkungan dalam hidupnya.  Ia tampak ingin bermain di arena bermainnya sendiri, dan mencoba menuturkan, bahwa betapa kekuatan lokalitas sesungguhnya bisa menjadi hal yang luar biasa. 



9,0/10

Selasa, 07 Desember 2010

Piranha 3D




Ekspektasi rendah dan sebelah mata, sekelebat menghampiri pikiran saya setelah melihat cover dan judul film garapan Alexander Aja ini.  Ah tapi ternyata, saya harus belajar untuk tidak menganggap remeh suatu apapun sebelum memang mencobanya sendiri.

Alexander Aja mendaur ulang film Piranha, yang dulu disutradai Joe Dante yang dirilis pada tahun 1978, dan memiliki sekuelnya berjudul Piranha 2 pada tahun 1981 yang disutradai James Cameron.

Film ini mengisahkan tentang ditemukannya kembali populasi ikan piranha yang telah punah dua juta tahun yang lalu karena terjadi gempa di danau Victoria, Arizona.  Ikan-ikan ganas yang terkungkung selama ribuan tahun ini akhirnya keluar dan siap memangsa siapa saja yang ada dihadapan mereka.  Mereka menjadi mesin pembunuh yang sangat mengerikan.

Bak gayung bersambut, ternyata di Danau Victoria sedang digelar acara pesta bikini terbesar menyambut liburan musim semi. Jelas saja perempuan-perempuan mulus itu menjadi bahan makanan yang sangat menggairahkan ribuan ikan buas nan kejam itu.   




Mengetahui munculnya kembali ikan piranha yang berkoloni di danau Victoria, sheriff Julia Forester (Elisabeth Shue), Deputi Fallon (Ving Rhames) dan rekan-rekan lainnya memerintahkan agar pesta di danau itu dihentikan dan segera naik dari air.  Tapi para muda-mudi tersebut tak mau mendengarkan ultimatum yang diberikan, dan benar saja, satu per satu dari mereka mulai disantapi, digigiti ikan purba buas itu sampai benar-benar habis.  Danau Victoria berubah menjadi danau darah yang mengerikan dengan potongan daging yang cuil bertebaran dan mayat-mayat yang bergelimpangan dengan tubuh tak utuh lagi.  





 Di sisi danau yang lain, anak Julia, Jake Forester (Steven R. McQueen) yang sedang menemani sutradara Derrick Jones (Jerry O'Connell) syuting bersama para wanitanya Danny (Kelly Brook) dan Crystal (Riley Stelee), juga dilanda bahaya yang sama.  Mereka terjebak dalam kapal yang macet dan dikelilingi pirahna yang lapar bersama adik-adik Jake dan kekasihnya Kelly (Jessica Szohr).



Alexander Aja berhasil mengubah danau Victoria menjadi tempat wisata paling mengerikan.  Jeritan ketakutan dan banjir darah ditabur indah dalam setiap scenenya.  Saya sangat menyukai make up gory yang seperti terlihat sangat alami, seperti potongan tubuh yang terkoyak dalam film ini.  Jalan cerita yang sederhana dan mudah ditebak tak saya pedulikan karena saya menikmati kengerian yang ditawarkan.  Aja berhasil membuat kedua mata saya terbelalak, dan sesekali kaget dengan aksi brutalnya, sekaligus berhasil membuang jauh semua keraguan dalam film yang ditawarkannya kali ini. 



8,9/10

Senin, 06 Desember 2010

Unstoppable





Berdasarkan kisah nyata yang terjadi di Pennsylvania, Unstoppable mengangkat kisah tentang kereta yang mengangkut beratus-ratus kilogram bahan kimia mudah terbakar.  Lalu apanya yang menarik?  Karena kereta itu melaju liar tanpa masinis.

Berawal dari kecerobohan Dewey (Ethan Suplee) saat menjalankan tugasnya, menyebabkan kereta itu liar berlari tanpa ada yang mengendalikan.  Dalam sekejap saja hal ini membuat geger dan panik warga Pennsylvania dan sekitarnya, karena jika tumpah atau meledak, akan terjadi bencana perkeretaapian terhebat dalam sejarah salah satu negara bagian Amerika Serikat itu. 

Satu per sartu upaya untuk menghentikan kereta tersebut, gagal.  Dari mulai menurunkan seorang pemuda dari helikopter ke ruang kendali kereta itu, sampai memberi ganjalan agar kereta itu terbalik di lahan kosong, semuanya tidak berhasil.  Connie (Rosario Dawson), yang bekerja untuk mengawasi perlalulintasan kereta api, sibuk memberikan instruksi-instruksi yang dibutuhkan  dan menjadi penyambung informasi dari satu ke yang lainnya.

Di lintasan yang sama dengan kereta liar tersebut, terdapat Frank (Denzel Washington) dan Will (Chris Pine) yang tahu kalau mereka sedang berhadapan dengan besi raksasa yang akan menghantam kereta kecil yang mereka kendalikan.  Beruntung bagi mereka berdua berhasil menghindar lewat rel cadangan.  Mereka pun akhirnya mencoba menghentikan laju kereta liar itu dengan mengejarnya, namun dengan segala resikonya dan langkah-langkah yang penuh perhitungan. 





Tony scott berhasil membuat cerita yang tampak tak terlalu kompleks dan cenderung mudah ditebak ini menjadi tontonan yang mendebarkan.  Lagi-lagi ia menggunakan Denzel Washington sebagai pemeran utama dalam filmnya, plus Chris Pine dan Rosario Dawson yang ciamik mendukung ketegangan demi ketegangan dalam setiap scene-scenenya.  Denzel Washington dan Chris Pine berhasil membangun chemistry tersendiri sebagai masinis senior dengan masinis pemula, yang lengkap juga menceritakan masing-masing konflik yang mereka alami sendiri-sendiri.







Tom Scott berhasil menyuguhkan snack ringan penghilang bosan, dengan rasa yang sama sekali tidak murahan.

 

8,8/10

Senin, 22 November 2010

Dream Home




Sebuah harapan yang serius mampu memacu seseorang untuk lebih giat dalam mewujudkan kenyataan. Harapan semenjak kecil dari Cheng Li-sheung (Josie Ho), untuk mempunyai apartemen dengan pemandangan laut, tak lama lagi akan segera terrealisasikan. Ia adalah gadis muda hongkong yang bekerja menjadi karyawati bank, yang menabung sejak kecil agar keluarganya bisa pindah ke tempat yang lebih layak. 
Selain menjadi karyawati bank, ia juga adalah seorang simpanan pria yang sudah beristri. Ia hanya butuh uang dengan melakukan pekerjaan yang dirasa normal untuk dirinya, agar bisa membeli apartemen yang ia idam-idamkannya semenjak belia itu. 

Sial bagi Cheng, saat dirasa sudah cukup untuk membeli apartemen tersebut, perekonomian Hongkong bergejolak tak stabil dan mempengaruhi semuanya termasuk harga apartemen yang menjadi sangat melambung. Cheng menjadi linglung dan bingung, impian didepan matanya menjauh. Apalagi ayahnya juga membutuhkan dana untuk operasi. Hal ini membuatnya amat sangat kecewa.



Semua hal itu tak memudarkan keinginan Cheng untuk mewujudkan impiannya. Ia memakai rencana lain yang ia rasa jitu dan ampuh. Akhirnya, ia memutuskan untuk melakukan pembunuhan berantai yang kejam dan tak kenal ampun untuk mendapatkan apartemen tersebut. Untuk menurunkan nilai jual apartemen. Siapa yang mau ambil resiko tinggal disekitaran tempat bekas pembunuhan sadis dan berkuantitas?

Alur cerita dalam film ini juga apik dalam besutan Ho Cheung Pang. Alur maju mundur untuk menjelaskan yang apa yang terjadi dahulu dan dikaitkan dengan masa kini. Rangkaian pembunuhannya juga sukses membuat saya ngilu, seperti pertemuan mata cutter dengan kulit leher, dalam sekejap gugurnya kandungan seorang ibu, patahnya tulang leher akibat dagu terantuk meja, dan lain sebagainya. Arus darah seakan tak bisa dibendung lantaran sadisnya pembantaian yang sama sekali tak pantas dilakukan oleh gadis cantik nan lugu. Mungkin bagi yang tak terbiasa atau anti melihat disturbing scene, sebaiknya menghindari film ini. Kita juga diajak berlimbung ria antara mendukung perbuatan Cheng atau menyerapahinya. Disatu sisi ia adalah pelaku sadisme tak berperikemanusiaan, disisi lainnya kita merasa iba dengan orang berekonomi pas-pasan untuk mewujudkan harapan.








Bagi para film maker di Indonesia, mungkin menurut saya akan menarik bila kisah "Ryan Jombang The Serial Killer" diangkat. Dan, bagi para pengusaha properti seperti apartemen atau hunian lainnya, berhati-hatilah!



9,0/10




Kamis, 18 November 2010

Rammbock



 

Bila seseorang masih dikuasai rasa sayang, mungkin juga cinta, apalagi ditambah perasaan rindu, tentu saja ia bakal sulit melupakan orang yang dikasihinya tersebut. Apalagi bila ia mempunyai banyak kenangan indah dengan orang itu, dan masih berhubungan dengan baik walau kini keduanya telah berpisah. Melakukan apa saja sangat mungkin dilakukan karena memang rasa itu belum sepenuhnya pudar dari hati yang terdalam.

Itulah perasaan yang dirasakan Michi (Michael Fuith) kepada Gabi (Anka Graczyk). Michi rela berangkat dari Vienna ke Berlin untuk mengembalikan kunci apartemen milik mantan pacarnya tersebut. Ia datang tidak bilang-bilang karena ingin membuat surprise kepada Gabi. Setelah sampai di apartemen, alih-alih menemukan Gabi, ia malah melihat tukang reparasi ledeng yang dari tadi mengerang-ngerang tak jelas. Pertanyaan Michi tentang kemana perginya Gabi sama sekali tak diindahkan. Lalu datanglah teman si tukang, yaitu Harper (Theo Trebs) yang juga bingung melihat temannya mengerang aneh. Tiba-tiba, mata tukang reparasi itu memutih dan mulutnya mengeluarkan busa. Ia menyerang ganas Michi dan Harper yang tak tahu-menahu. Mereka berdua sanggup memancing tukang ledeng tersebut keluar kamar dan segera mengunci pintu. Michi yang masih dalam keadaan bingung melihat kebawah dari jendela apartemen, menyaksikkan orang berkejar-kejaran dan menggigit. Manusia memburu manusia. Tepatnya, manusia liar dan ganas memburu manusia normal. Berita-berita ditelevisi dan radio juga sudah ramai untuk memberitahukan agar penduduk hati-hati dan tak keluar rumah. Berlin terjangkit virus.





Orang-orang yang masih selamat dalam kamar apartemen berkomunikasi satu sama lain lewat jendela. Michi dan Harper yang masih bertahan pun merasakan lapar sekaligus panik karena para zombie berada diluar kamar hanya ditahan dengan pintu ditambah lemari. Mereka berencana pindah ke kamar sebelah dengan cara membobol tembok dengan alat yang mereka buat seadanya. Cara mereka berhasil dan menutup bekas jebolan dengan lemari televisi. Bukan sesuatu berguna yang mereka dapati, malah mereka harus menghadapi seorang nenek yang menjelang berubah menjadi zombie. Hanya sebentar saja, nenek itu  langsung menyerang dan menyudutkan mereka sampai dapur. Sialnya, zombie-zombie yang tadi berada diluar pintu kamar Gabi juga berhasil masuk kamar mereka yang sekarang lewat jebolan, mengepung mereka di dapur kecil dengan pintu yang rapuh. Pintu berhasil didobrak oleh para zombie, Michi kabur ke loteng dan Harper naik keatas lemari. 


 




Akhirnya Michi menemukan Gabi diatas. Terjadinya konflik membuat Michi harus pergi lagi setelah hanya sebentar bertemu Gabi. Jelas, rasa rindunya kepada Gabi dikalahkan rasa keinginginannya untuk tetap hidup. Harper pun menemukan cara untuk membuat zombie-zombie itu takut mendekat berkat sebuah tak kesengajaan. Para zombie ganas itu takut dengan blitz. Bersama penghuni apartemen yang tersisa, Michi dan Gabi menyusun rencana jitu untuk keluar dari apartemen menuju tempat yang lebih aman.


 


Kolaborasi apik dari sutradara Marvin Kren dan penulis Benjamin Hessler berhasil menciptakan formula baru dalam menyegarkan dunia perzombian. Mereka berhasil mengombinasikan aroma percintaan, humor, dan ketegangan. Sebuah zomb-mantic yang cerdas dan menyentuh. Sebuah kejeniusan yang jarang ditemui. Simpel saja, namun indah dalam romantisme berbalutkan kengerian.


9,6/10

Selasa, 16 November 2010

Monsters




Kecerobohan pesawat luar angkasa Amerika yang terjatuh menjadi malapetaka. Bukan sekedar kecelakaan biasa, karena pesawat tersebut membawa muatan sampel kehidupan asing disuatu planet di tata surya. Lebih jauh lagi, sampel tersebut tumbuh berkembang menjadi raksasa, menjelma menjadi monster besar yang meresahkan. Meksiko dan sekitarnya menjadi daerah yang tak nyaman lagi untuk ditinggali karena beberapa daerahnya telah dikarantina dan menjadi daerah yang berbahaya.




Sam, (Whitney Able) yang merupakan seorang anak dari bos besar suatu majalah di Amerika, diinstruksikan untuk pulang dari meksiko ke Amerika Serikat oleh ayahnya. Ayah Sam mengutus Andrew (Scott McNairy) sang fotografer majalahnya untuk mengawal kepulangan Sam.
Saat semua tampak sesuai rencana, tiba-tiba Andrew membuat kesalahan yang membuat mereka harus memakai rencana lain untuk pulang. Kerlingan dan waktu bersama yang tak bisa dimanipulasi perlahan tumbuh menjadi percikan perasaan diantara keduanya. Cerita perjalanan yang mungkin menurut saya malah dicanteli keseruan konflik dan berbumbu monster. Pengambilan gambar yang sedikit liar menurut saya membuat film ini menjadi tampak tak terlalu didramatisir. Untungnya saya tak peduli dengan porsi minim yang seharusnya lebih ngesci-fi dalam film ini. 



Dengan bujet rendah, Gareth Edwards terlihat jenius membungkus cerita dan membius isi film dengan ramuan rahasia. Ia mengareti film dengan rasa yang istimewa.

 
9,2/10

Sabtu, 13 November 2010

Iron Man 2




Tony Stark (Robert Downey Jr.) yang makin menggila dengan Stark Exponya memancing dengki dan iri hati segelintir orang-orang yang tak menyukainya. Orang-orang yang iri akan ketenaran dan keeksentrikkannya seperti Justin Hammer (Sam Rockwell) dan Ivan Vanko (Mickey Rourke) yang lebih kepada dendam lama keluarga, berusaha membuat Tony jatuh.




Hammer, yang cukup mempunyai modal besar dan juga motivasi setinggi langit untuk menyaingi Tony, tak cukup bisa menggulingkan Tony ke keterpurukan. Teknologi kacangannya jauh dibawah kecanggihan teknologi keluarga Stark yang sudah terbukti, teruji dan diakui.

Ivan yang mempunyai dendam turun temurun, berawal dari diusirnya ayah Ivan yaitu Anton Vanko (Yevgeni Lazarev) saat menjalin kerja sama dulu dengan ayah Tony, Howard Stark (John Slattery), selalu ingin memuaskan batinnya dengan ingin mencelakakan Tony.
Melihat aksi Ivan yang membuat Tony kocar-kacir saat Tony melakukan perlombaan balap mobil di Monaco, membuat Hammer tertarik untuk merekrut Ivan melakukan kerja sama yang dirasa cukup ampuh kalau mereka berdua dipadukan.

Namun Tony tetaplah Tony, ia yang memang lebih unggul dalam kepintaran dan kecanggihan juga menemukan penemuan baru yang membuat dirinya lebih kuat dan lebih bisa bertahan. Untuk melawan antek-antek pasukan gabungan dari Hammer dan Ivan, Tony si Iron Man dibantu oleh War Machine yang dijalankan oleh Letnan Kolonel James Rhodes (Don Cheadle).

Pepper Potts (Gwyneth Paltrow) yang tetap ciamik mengatur keseharian Tony, ditambah kehadiran Samuel L. Jackson dan Scarlett Johansson yang belum kehilangan aura seksi dan cantiknya, menjadikan Iron Man 2 makin berbumbu dalam menjalani tiap-tiap plot yang disusun.



John Favreau berhasil menjaga ritme kecemerlangan Iron Man 2 dengan film pendahulunya.

9,2/10

Senin, 25 Oktober 2010

iNAFFF 2010 ( Indonesia International Fantastic Film Festival )

Psalm 21








Alien VS Ninja


 Bang Rajan 2
Black Death


 Caged / Captifs


 Cargo


Corridor


 Detour / Sanrveien


 Fan Mai (My Ex 2)


 Fatal Move / Duo Shuai


 From Within


 Monsters


 Mutant Girls Squad


 New Town Killer


 Norwegian Ninja / Kommandor Treholt & Ninjatroppen


 Rammbock


 Redline


 Reykjavik Whale Watching Massacre


 Snow White / Tai Tang Klom


 The Clinic


 The Disappearance of Alice Creed


The Girl Who Kicked The Hornet's Nest / Luftslottet Som Sprengdes


  The Girl Who Played With Fire / Flickan Som Lecte Med Elden


Time Traveller: The Girl Who Leapt Through Time



FESTIVAL RELEASE 2010

Ini adalah tahun ke empat diselenggarakannya INAFFF (Indonesia International Fantastic Film Festival) setelah sebelumnya diadakan setiap tahunnya di Bulan November.

Sebagai satu-satunya festival film dengan genre specific yaitu horror, thriller, fantasi, sci fi, anime di Asia Tenggara, INAFFF kembali hadir untuk memuaskan rasa haus  para pecinta fanatic spesifik genre tersebut dengan menampilkan jiwa dan kesegaran yang sama dengan tiga tahun sebelumnya.

Dengan jumlah penonton yang selalu berkembang setiap tahunnya,  sekitar kurang lebih 12.000 pecinta genre horror, thriller, sci fi, fantasi, kembali akan berkumpul pada tanggal 16 – 21 November 2010 di Blitz Megaplex Jakarta, dan pada tanggal 26 – 28 November 2010 di Blitz Megaplex Paris Van Java Bandung untuk menikmati penayangan film-film genre spesifik dari berbagai Negara di dunia.

Perkembangan grafik jumlah penonton dan pilihan film yang menjadi favorit menjadi salah satu tolak ukur dalam pemilihan film-film INAFFF setiap tahun, di edisi yang ke 4 INAFFF akan menampilkan kurang lebih 25 film dari berbagai Negara. Setelah tahun lalu film REC 2 (Spanyol), Yatterman (Jepang)  dan Paranormal Activity (USA) sukses menjadi film yang diidolakan mayoritas penonton INAFFF tahun 2009, para pecinta film anime akan dimanjakan oleh 4 film dari Jepang, yaitu RED LINE yang sudah sangat ditunggu oleh para pecinta anime, TIME TRAVELLER : The Girl Who Leapt Through Time yang diangkat dari live action, MUTANT GIRL’s SQUAD, dan ALIEN vs NINJA.

Ranah Scandanavian juga menjadi idola bagi mereka yang ingin mendapatkan sensasi tontonan di atas rata-rata. Tahun ini nikmatilah pergerakan adrenalin anda melalui DETOUR/ SNARVEIN (Norwey). Inafff juga menampilkan salah satu film dari trilogy yang banyak dibicarakan dunia, yaitu film THE GIRL WHO PLAY WITH FIRE (Sweden), film ini akan segera di remake di US dalam waktu dekat. Bayangkan anda menjadi hewan percobaan dalam sebuah permainan. Kita juga diajak untuk menyelidiki misteri pesawat luar angkasa lewat film CARGO (Switzerland).

Rasakan juga keriuhan dari SURPRISE MOVIE yang selalu dinanti setiap tahun. Tahun 2008 film Thailand Coming Soon sukses meneror para penonton, tahun 2009, Paranormal Activity adalah film yang sangat sukses di dunia dan pertama kali diputar di Indonesia sebagai surprise movie di INAFFF.

Tahun ini INAFFF akan menyajikan sesuatu yang berbeda dari workshop yang selalu menjadi agenda edukasi, bekerjasama dengan TOTAL FILM Magazine, tema yang diusung tahun ini adalah “ Capturing Horror : Photography Worskhop”. Dipandu oleh Mo Brothers (sutradara film Rumah Dara) dan Alexander Hartawan (professional fotografer), workshop ini akan mencoba menuangkan tema horror/ fantasy dalam balutan teknik teknik fotografi untuk menghasilkan karya yang dapat ditampilkan. Workshop akan diadakan pada tanggal 20 November dan terbuka gratis bagi semua orang.

Kegiatan workshop adalah pembekalan agar para peserta dapat mengikuti agenda selanjutnya yaitu Photo Essay Competition, yang akan diumumkan di Majalah Total Film di edisi Februari 2010.

Audience Award juga masih dilakukan untuk mengetahui selera subjektif penonton Indonesia terhadap film-film yang mereka sukai, di tahun 2009  Audience Award dimenangkan oleh film Yatterman (Japan).

INAFFF mendapatkan dukungan yang luar biasa hingga akhirnya dapat melanjutkan perjalanannya hingga ke tahun keempat di tahun 2010 ini. Masih sama dengan tahun sebelumnya, dukungan penuh didapatkan dari Norwegian Embassy lewat film Detour. INAFFF juga didukung oleh Switzerland Embassy melalui film Cargo.

Melalui ajang INAFFF diharapkan juga penonton dapat menerima karakter dan keunikan film-film dari berbagai Negara dan secara tidak langsung INAFFF dapat menjadi wadah dibeli dan diputarkannya berbagai film yang oleh distributor local, seperti Orphanage (Spanyol – Screamfestindo 07), The Fall (UK – Screamfestindo 07), Cold prey (Norwey – Screamfestindo 07), Let The Right One In (Sweden – Inafff 08), Coming Soon (Thailand - Inafff 08), dan Evangelion 1.0 (Japan - Inafff 08).

Kedekatan dua arah dengan penonton, kekakuan yang ditiadakan, dan kebebasan berekspresi menciptakan nuansa seru, ramah dan penuh kejutan, adalah karakter yang selalu akan dibawa INAFFF 2010 setiap tahun  dan di tahun-tahun yang akan datang diharapkan jiwa ini akan mengakar kuat dan meluas hingga menjadikan INAFFF sebagai salah satu festival film di Indonesia yang diperhitungkan di mata dunia Internasiona
l.


































PROGRAMME

Jakarta ( Blitz Grand Indonesia )

Tuesday, 16/11

21:00 Audi A Monsters

Wednesday, 17/11

15:00 Audi A Time Traveller: The Girl Who Leapt Through Time

15:00 Audi B Detour/ Snarveien

17:00 Audi A Redline

17:00 Audi B The Clinic

19:30 Audi A The Disappearance of Alice Creed

19:30 Audi B From Within

21:30 Audi A Rammbock

21:30 Audi B New Town Killer

Thursday, 18/11

19:30 Audi A Norwegian Ninja / Kommandor Treholt & ninjatroppen

19:30 Audi B Cargo

21:30 Audi A Snow White /Tai Tang Klom

21:30 Audi B Corridor

Friday, 19/11

19:30 Audi A Caged / Captifs

19:30 Audi B The Disappearance of Alice Creed

21:30 Audi A Monsters

21:30 Audi B Psalm 21

Saturday, 20/11

15:00 Audi A Snow White /Tai Tang Klom

15:00 Audi B Reykjavik Whale Watching Massacre

17:00 Audi A Fan Mai ( My Ex 2 )

17:00 Audi B Norwegian Ninja / Kommandor Treholt & ninjatroppen

19:30 Audi A SURPRISE MOVIE

19:30 Audi B Fatal Move/ Duo Shuai

21:30 Audi A The Girl Who Played with Fire/ Flickan som lekte med elden

21:30 Audi B Detour/ Snarveien

23:30 Audi B Mutant Girls Squad

Sunday, 21/11

12:00 Audi A Redline

12:00 Audi B Bang Rajan 2

15:00 Audi A Alien VS Ninja

15:00 Audi B Black Death

17:00 Audi A Cargo

17:00 Audi B Caged / Captifs

19:30 Audi A The Girl Who Kicked the Hornet's Nest / Luftslottet som sprengdes


Bandung ( Blitz Paris Van Java )

Friday, 26/11

17:00 Audi A Black Death

17:00 Audi B Corridor

19:15 Audi A Monsters

19:15 Audi B From Within

21:30 Audi A The Disappearance of Alice Creed

21:30 Audi B New Town Killer

Saturday, 27/11

00:00 Audi B Bang Rajan 2

14:45 Audi A Redline

17:00 Audi A Snow White /Tai Tang Klom

17:00 Audi B Reykjavik Whale Watching Massacre

19:15 Audi A SURPRISE MOVIE

19:15 Audi B The Clinic

21:30 Audi A The Girl Who Played with Fire/ Flickan som lekte med elden

21:30 Audi B Alien VS Ninja

23:35 Audi A Mutant Girls Squad

Sunday, 28/11

12:30 Audi A Redline

12:30 Audi B Rammbock

14:45 Audi A Time Traveller: The Girl Who Leapt Through Time

14:45 Audi B Psalm 21

17:00 Audi A Alien VS Ninja

17:00 Audi B Detour/ Snarveien

19:15 Audi A Fan Mai ( My Ex 2 )

19:15 Audi B Norwegian Ninja / Kommandor Treholt & ninjatroppen

21:30 Audi A Cargo

21:30 Audi B Fatal Move/ Duo Shuai 








MEMBERSHIP


Semua pembelian tiket INAFFF 2010 tahun ini dilakukan melalui box office di Blitz Megaplex Grand Indonesia dan Blitz Megaplex Paris Van Java. Pembelian tiket dilakukan dalam 2 periode, yaitu :

PRESALE PERIOD


Jakarta
Lokasi              : Blitz Megaplex Grand Indonesia
Periode            : 3 – 15 November 2010
Price                : Rp 20.000 (kecuali tiket opening dan closing film).
Opening Film : Rp 40.000/ tiket
Closing Film   : Rp 40.000/ tiket

Bandung
Lokasi      : Blitz Megaplex Paris Van Java
Periode    : 12- 25 November 2010
Price        : Rp 15.000/ tiket
 
FESTIVAL PERIOD
 
Jakarta
Lokasi              : Blitz Megaplex Grand Indonesia
Periode            : 16 - 21 November 2010
Price                : Rp 25.000 (kecuali tiket opening dan closing film).
Opening Film : Rp 40.000/ tiket
Closing Film   : Rp 40.000/ tiket

Bandung
Lokasi       : Blitz Megaplex Paris Van Java
Periode     : 26 - 28 November 2010
HTM        : Rp 20.000/ tiket
 
SPECIAL PASS/ TIKET TERUSAN

Adalah benefit yang kami berikan kepada fans genre film INAFFF dan kepada loyal customer INAFFF selama ini. Special Pass/ Tiket terusan adalah tiket yang dapat digunakan untuk semua film oleh penonton yang bersangkutan ditambah dengan satu tiket closing.
 

Cara membeli special pass/ tiket terusan :

1.    Berlaku hanya untuk Jakarta


2.    Pembelian dilaksanakan di meja informasi INAFFF di Blitz Megaplex Grand Indonesia sampai dengan tanggal 10 November 2010.

3.    Pembelian dilakukan secara cash

4.    Harga Rp 400.000 

5.    Kartu pass dapat diambil sejak 16 November 2010 di meja informasi       INAFFF  di Blitz Megaplex Grand Indonesia.

6.    Special pass dapat digunakan untuk menonton semua film di INAFFF 2010 Jakarta dan closing film.

7.    Special pass tidak dapat dipindahtangankan ke orang lain.

8.    Jumlah terbatas.







INAFFF AGENDA

Jakarta

Tuesday 16 Nov 2010, Blitz Megaplex Grand Indonesia "OPENING INAFFF 2010"

Opening Night akan diadakan di audi terbesar Blitz Megaplex Grand Indonesia pada hari Selasa 16 November 2010. Opening Night terbuka untuk public, dengan jumlah tiket yang terbatas. Tiket dapat dibeli mulai tanggal 3 November 2010 di Ticket Box Blitz Megaplex Grand Indonesia.

Saturday 20 Nov 2010, Blitz Megaplex Grand Indonesia "SURPRISE MOVIE"

Surprise Movie, Sabtu, 20 November 2010, Blitz Megaplex Grand Indonesia.
Pemutaran Surprise Film diadakan setiap tahunnya dan selalu mendapatkan animo yang luar biasa meriah. Sensasi yang dihadirkan selalu dinanti karena selalu memberikan kejutan. Tiket Surprise Movie dapat dibeli mulai tanggal 3 November 2010 di Ticket Box Blitz Megaplex Grand Indonesia.


Saturday 20 Nov 2010, Blitz Megaplex Grand Indonesia "MOVIE WORKSHOP"

Untuk tahun ini movie workshop yang diadakan oleh INAFFF bekerjasama dengan TOTAL FILM MAGAZINE mengangkat ruang lingkup fotografi dengan tema :

CAPTURING HORROR – PHOTOGRAPHY WORKSHOP
Hari/ tanggal    : Sabtu, 20 November 2010
Waktu        : 09.30 wib
Lokasi        : Blitz Megaplex GI
Guest Speaker     : TBC

Workshop ini diadakan secara gratis, peserta dapat mengikuti twitter @INAFFF10 @jivemovies @totalfilmindonesia untuk mendapatkan undangan gratis selama Bulan Oktober 2010.
Pendaftaran di Blitz Megaplex dilaksanakan mulai tanggal 3 November 2010.
Karena tempat terbatas, kami berharap bahwa hanya peserta yang serius dan akan hadir yang ikut mendaftar. 



Saturday 20 Nov 2010, Blitz Megaplex Grand Indonesia "PHOTO ESSAY COMPETITION"

Adalah rangkaian yang diadakan setelah peserta mengikuti workshop sebagai pembekalan materi. Pemenang dari photo essay competition dengan tema fantasy/horror ini akan diumumkan di Majalah Total Film pada bulan February 2010.


Sunday 21 Nov 2010, Blitz Megaplex Grand Indonesia "CLOSING INAFFF 2010"

Closing Film, Minggu, 21 November 2010, Blitz Megaplex Grand Indonesia.
Closing Night akan diadakan di audi terbesar Blitz Megaplex Grand Indonesia pada hari Minggu 21 November 2010. Closing  Night terbuka untuk public, dengan jumlah tiket yang terbatas. Tiket dapat dibeli mulai tanggal 3 November 2010 di Ticket Box Blitz Megaplex Grand Indonesia





Source: www.inafff.com