Selasa, 25 Januari 2011

127 Hours






Diangkat dari autobiografi Aron Ralston--merupakan seorang pendaki gunung dan pecinta alam asal Amerika Serikat, berjudul Between a Rock and a Hard Place, Danny Boyle kembali melahirkan karyanya yang seperti biasa, lagi-lagi memukau dan memesona, kali ini lewat 127 Hours.
Di film ini, ia melakukan reuni dengan penulis naskah Simon Beaufoy, dan Komposer A.R. Rahman, yang di film terakhir mereka, Slumdog Millionaire, berhasil menyabet banyak penghargaan dalam Academy Awards.

Film ini mengisahkan tentang seorang lelaki bernama Aron Ralston, (James Franco) seseorang yang ingin mengusir sekelumit penat dengan berencana pergi ke Canyolands National Park diakhir pekan. Ia ingin kembali bertualang, seorang diri, bersama kesunyian alam yang indah, tanpa seorang pun yang tahu kemana ia pergi.
Sesampainya disana, ia bertemu dua pendaki wanita yang tersesat, Kristi (Kate Mara) dan Megan (Amber Tamblyn). Pengetahuannya yang luas tentang Canyonlands National Park, membuat ia tanpa kesulitan memandu dua perempuan tersebut dan menghabiskan sedikit waktu bersama, lalu kemudian berpisah karena Aron memiliki rute petualangan  yang berbeda dari Kristi dan Megan.


Dengan semangat yang meluap-luap, dengan lincah ia menelusup bebatuan sempit di Canyonlands dengan teknik yang mungkin sudah dikategorikan mahir. Namun, mungkin karena merasa sudah mahir itulah ia  jadi kurang hati-hati dan kurang waspada, lalu kemudian terpeleset ke sebuah ngarai yang sempit dan terjebak di dalamnya selama 127 jam, sejak dari 26 April 2003.
Disitu, ia makin menyesali kebiasaan buruknya, yaitu jarang memberitahukan kemana  atau tidak meninggalkan pesan bila ia akan pergi.

Dalam keadaan yang hampir putus asa, dan dengan persediaan air minum yang semakin menipis, satu persatu memori yang indah maupun yang buruk silih berganti berdatangan. Halusinasi mulai menyerang Aron dengan intens. Ia dilanda kegelisahan yang amat sangat. Dengan sekuat tenaga, ia mengusahakan dirinya bertahan untuk tidak menjadi 'gila'.




Seperti Ryan Reynolds dalam Buried, James Franco dengan sangat alaminya mengalirkan kegelisahan tingkat tinggi melalui pembawaan yang sempurna. Para penonton pun juga dengan mudah merasakan ketidaknyamanan di kursinya, karena ikut tenggelam bersama Aron, ikut merasakan kegetiran dan semangat hidup yang lamat-lamat menjauh. Danny Boyle seperti sangat mengerti bagaimana cara membungkus cerita dengan apa yang seharusnya dilakukan untuk film ini, namun dengan tetap tidak meninggalkan ciri khasnya. Pada akhirnya, 127 Hours semakin memperjelas keeksistensian Danny sebagai sutradara jenius dalam jagat hollywood.



9,5/10

2 komentar:

  1. menurut saya film ini menarik mulai dari design covernya sampai ke credit-nya. :)

    yang agak bikin meringis paling cuma adegan ketika si Aron memotong tangannya sendiri.

    BalasHapus
  2. Yup betul, film ini ditangani oleh para ahli yg ciamik.

    Adegan itu bikin gak nyaman duduk di kursi!! :)

    BalasHapus